BANDARLAMPUNG, LAMPUNG17.COM – Menanggapi banyaknya permintaan dari berbagai pihak, agar Pemerintah Kota (Pemkot) Bandarlampung lebih serius dalam melakukan penanganan banjir, membuat Walikota Bandarlampung, Herman HN angkat bicara.
Menurut Walikota Herman HN, pihaknya mengaku telah berusaha maksimal dalam melakukan penanggulangan bencana banjir ini. “Banjir kan sudah demikian rupa kali sudah saya perbaiki semua, tetapi Allah yang berkehendak. Rakyat semua saya pikirkan. Tapi saya sayangkan mereka beli rumah yang di sawah-sawah itu,” ujar Herman HN.
Pihaknya telah rutin melakukan normalisasi dengan melakukan pengerukan sungai secara berkala. Namun, lanjut dia, banjir menjadi tantangan tersendiri mengingat pada melejitnya perkembangan wilayah di Kota Bandarlampung.
Banyaknya masyarakat yang menyalahi aturan dengan melakukan pembangunan di wilayah tepi sungai jadi penyebab banjir. Padahal sesuai aturan masyarakat mestinya menyisahkan lahan 10 meter di tepi sungai. “Nah dipinggir kali, jangan lagi mepet kali, padahal dalam aturannya nggak boleh, dalam kali itu kan sepuluh meter. Tapi banyak yang menyalahi aturan, giliran begini nyalahin walikota,” kata dia.
Herman HN mengakui bahwa pemerintah telah berupaya meminimalisir banjir sesuai dengan kemampuan keuangan daerah. Ia juga menjelaskan terkait rekonstruksi sungai merupakan wawenang pemerintah pusat melalui Kementrian PUPR. “Yang namanya sungai itu wawenang pusat. Saya hanya bagaimana meminimalisir semampu keuangan daerah. Tapi karena politik di besar-besaran ya silahkan saja. Siapa sih yang mau rakyatnya sengsara? Ya, enggak ada,” terangnya.
Seperti di Jalan Ridwan Rais, misalnya, pihaknya sempat melakukan negoisasi dalam upaya normalisasi sungai di wilayah sekitar agar dapat meluruskan jalur sungai. Namun pemerintah justru diminta membeli keseluruhan lahan oleh sang pemilik tanah.
Tentunya pemerintah daerah belum cukup mampu menangani banjir secara tuntas, terutama dalam upaya normalisasi itu sendiri. Sebab keuangan daerah tergolong masih terbatas. “Di Jalan Ridwan Rais yang banjir terus itu, saya sudah berupaya mau beli untuk lurusin, yang punyanya sudah oke. Eh tahu-tahu saya diminta membeli semua, ya kolaps saya,” bebernya.
Meski demikian, Pemkot telah melakukan pengerukan secara rutin agar tidak terjadinya pendangkalan sungai. Hanya saja hingga kini, banjir di Kota Bandarlampung tidak dapat terhindarkan dan justru menjadi langganan. “Kalau saya tinggikan, sudah saya tinggikan kiri kanan. Tapi ya masih banjir,” tutur dia. (enj)