BANDARLAMPUNG – Bertepatan dengan hari down Syndrom sedunia, Minggu, 21 Maret 2021, Komunitas Anak-anak Taman Syurga (ATS) Lampung mengadakan senam bersama yang diikuti oleh anggota dan pengurus komunitas ATS serta masyarakat.
Mirda Novita Sari, sebagai dewan pengawas dari komunitas anak anak taman surga (ATS), mengatakan bahwa acara ini juga disupport oleh seniman Lampung bernama mbah surip yang melukis dengan media benang. Mbah surip berharap dapat menularkan keahliannya ini untuk anak2 ATS yang sudah mulai bisa mandiri.
Ia memaparkan bahwa ATS sendiri adalah komunitas para orang tua anak berkebutuhan khusus dengan berbagai diagnosa di Lampung, seperti Cerebral Palsy, hydrocepalus, epilepsi, autis , athrogriposis multiplex Congenital, Laringo malasia, NCL, microchepaly, motoric delay dll, yang salah satunya adalah anak2 dengan diagnosa Down Syndrom (DS).
“Anak berkebutuhan khusus, para disabilitas, dan para penyandang cacat lainnya pada umumnya adalah bagian dari masyarakat yang sering menerima dampak dari kondisi social budaya dan kebijakan yang belum baik. Persoalan yang sering muncul di permukaan adalah persoalan diskriminasi kebijakan,diskriminasi perlakuan masyarakat, deharmonisasi keluarga, bullying, dan lain-lain,” kata Mirda.
Menurutnya, hal lebih penting perlu dilihat adalah persoalan paradigma yang masih keliru mengenai disabilitas, anak-anak berkebutuhan khusus, maupun penyandang cacat lainnya yang kemudian memunculkan sikap dan perlakuan yang salah. Dalam hal ini anak anak disabilitas, anak-anak berkebutuhan khusus, maupun penyandang cacat lainnya perlu mendapat sorotan sangat penting.
“Pertama karena mereka adalah sama-sama warga yang sah dan berhak mendapatkan penghargaan dan perlindungan. Kedua, karena mereka adalah pribadi-pribadi yang mempunyai kemampuan, bakat, dan kontribusi terhadap kehidupan,” jelasnya.
Kemudian, ketiga, setiap orang terus menerus tumbuh dan berkembang, terus belajar,dan bisa mandiri. Ada banyak hal yang harus dihadapi orang tua dalam mendampingi perkembangan anak-anaknya.
“Persoalan itu antaralain dari aspek kesehatan, nutrisi, psikologi, perilaku, sosialisasi, intelektualitas, keterampilan, kemandirian, dan lain-lain. Terkadang orangtua merasa bingung bagaimana semua aspek perkembangan tersebut bisa diusahakan dan bisa disinergikan,” kata dia.
Dari banyak persoalan, menurutnya, yang belum terselesaikan dan aspek penanganan ini yang tidak jelas. Maka perlu diusahakan penyamaan paradigma, dan kesepakatan bersama antara praktisi, profesional, dan para orang tua. Sehingga dengan demikian proses pendidikan dan pendampingan anak semakin sinergi, berkesinambungan, dan mendapatkan laporan perkembangan yang lebih baik.
“Melalui komunitas ini diharapkan para orang tua atau keluarga mempunyai pemahaman yang sama tentang penanganan yang komprehensif dan juga muncul kesepakatan- kesepakatan di antara orang tua. Disamping itu juga ATS ingin membangun semangat kebersamaan dari banyak pihak, terutamanya dari pemerintahan sehingga anak anak berkebutuhan khusus ini mendapatkan perhatian dan penanganan yang tepat,” pungkasnya.
ATS sendiri di dirikan sejak tanggal 27 Desember 2017 dan dilegalkan dengan
Akta Notaris PPAT Agus Zulkarnain,S.H., M.Kn. No: 01/01-09- 2020
Kemenkumham :AHU-0008345.AH.01.07.TAHUN 2020
dengan alamat Sekretariat di Jl. Sultan Haji Gg. Lekipali No.50 LK. II RT. 002 Kota Sepang
Labuhan Ratu Bandar Lampung, Phone /WA : 0821-8379-9395, IG : ats_lampung, Fb: Ats Lampung, Email :ats.anaktamansyurga@gmail.com.(*)