BANDARLAMPUNG, LAMPUNG17.COM – Walikota Bandarlampung, Eva Dwiana, meninjau Pasar Bambu Kuning, Rabu (14/4). Dalam tinjauan itu dirinya geram melihat kondisi pasar yang kotor dan tampak kurangnya perawatan.
Bunda Eva—sapaan akrabnya—pun menginstruksikan kepada pihak terkait untuk segera membersihkan dan melakukan pembenahan fasilitas yang ada, seperti eskalator dan AC yang telah mati.
“Kalau bayar tapi gak dibersihin ya sama saja bohong, nggak usah setor,” tegas Eva.
“Kita ini kan mau bagus semua. Kita ini kalau dilihat pandangannya bagus lho. Bener nggak? Udah berapa lama bapak di sini, lima tahun masa nggak ada perubahan. Saya minta tolong, pokoknya ini harus kinclong,” ujarnya.
Pedagang setempat mengungkapkan para pedagang dalam sehari membayar retribusi sebesar Rp8 ribu untuk kebersihan hingga keamanan pasar. Hanya saja, sejumlah fasilitas yang dijanjikan pengembang hingga kini bahkan belum teralisasi.
“Harapan kita sih bambu kuning lebih baik, fasilitas dihidupkan, karena dari awal belum ada fasilitas hidup sama sekali, seperti eskalator, ac, lantai tiga yang dijanjikan pengembang itu belum ada sama sekali,” kata Aryo Tanza, pedagang Pasar Bambu Kuning.
Dalam keadaan pasar seperti ini tentunya akan membuat pengunjung gerah. Selain itu para pedagang juga mengeluhkan akses pintu-pintu masuk yang tertutup oleh lapak pedagang liar.
Mewakili pedagang, Arnita, Ketua Pasar Bambu Kuning, juga mengeluhkan akses Jalan Imam Bonjol menuju pasar yang kerap ditutup oleh dinas perhubungan. Padahal, di saat-saat hari besar menjadi momentum bagi para pedagang untuk mendapatkan penghasilan lebih.
“Kenapa ditutup, akhirnya muter. Terjadi di bulan puasa, padahal itu kalau bulan puasa saatnya panen,” ungkapnya.